10.21.2013

Malaikat Kecil, Aku Cemburu Padamu

Beberapa hari ini aku didera oleh beberapa kisah nyata yang membuatku kembali sadar untuk tak menghabiskan waktu dengan mimpi, cita-cita, serta kegalauan masa depan, ataupun kekesalan dengan beberapa jalan hidup yang membuatku bisa dibilang kurang ikhlas. Cukup mencintai apa yang sekarang di depan mata, sungguh ia pantas menerimanya karena ia bahkan memikirkan kita jauh sebelum kita dilahirkan. 

Kemaren Tanteku yang biasa kupanggil Onang, menerima sebuah kado dari Kaela, anaknya. Kaela beberapa bulan ini dimasukkan ke pesantren dengan keinginannya sendiri. Dedekku ini dari dulu terkenal dengan hapalannya yang bagus. Jadi karena ini keinginannya, Mama dan Papanya memberanikan diri untuk memasukkannya ke pesantren.

Aku suka dengan kebiasaan Dedek yang tiap tahun sebelum hari ulang tahun Mama atau Papanya selalu mengajakku mencarikan kado. Kado itu dibelinya setelah mengumpulkan uang jajan bersama Tetehnya. Namun tidak tahun ini, karena ia mulai mondok dan badannya yang kecil malah semakin kecil. Menghubungi Kaela pun aku benar-benar tak bisa, ia tak diijinkan membawa ponsel di asramanya. Sebenarnya sih, pondoknya tak terlalu jauh dari rumah, tepatnya di sebuah pesantren di Parung. Satu jam dari rumah yang berada di Lenteng. Seringkali, Onang 'menculik' Dedek hanya untuk sekedar  main timezone, makan, atau photo box di sebuah mall di Depok.

Beberapa hari yang lalu Onang ulang tahun, tak satupun dari kami yang sempat membelikan kado, kecuali Oom. Tepat di hari ulang tahun itu, supir yang sering mengantar berbagai keperluan untuk Dedek, memberikan secarik surat ke Onang. Suratnya lucu dengan warna bunga, ala anak-anak sekali. Onang membuka surat itu... isinya kira-kira begini:

"Halo Mamaku, bidadariku
Maafin aku yang tak sempat memberikan Mama kado.
Namun Mama, jika aku disuruh milih pilih hidup bahagia tanpa Mama atau hidup susah sama Mama. aku pilih hidup susah sama Mama saja.

Aku sayang banget sama Mama...
Aku kangen dengan tangan Mama yang lembut menyentuhku untuk bangun saat shalat subuh. Sekarang yang bangunin aku cuma bel yang berdentang subuh Mama. gak ada Mama lagi...

Aku selalu berdoa Mama. aku selalu berdoa dalam shalatku semoga kebaikan untuk mama dan papa. 

Andai Mama tahu, walaupun aku menulis ini bukan tepat jam 12, tapi aku menulisnya sambil menangis. aku sayang banget sama Mama.

Aku gak tahu bakal bagaimana ke depannya kita akan ketemu apa nggak. karena aku sudah jauh tinggal di asrama , tapi aku ingin bilang Aku sayang Mama karena Allah."


Begitulah bunyi suratnya. Onang bahkan Oom yang jarang berekspresi saja nangis. Setiap Ibu, teman-teman Onang, yang baca surat ini pun menangis. 

Kaela ini baru menduduki kelas 1 SMP yang bahkan aku tahu betul dia jarang menulis. Tapi pilihan katanya membuatku begitu tersentuh. Setiap kata yang ia torehkan itu seakan berasal dari hati atau jangan-jangan itu adalah bisikan dari malaikat sebagai hadiah untuk Ibunya :)

Bulu kudukku merinding saat membacanya. Aku pun malu pada diriku sendiri, yang bahkan sampai akhir hayat Papa saja aku tak pernah mengucapkan "Aku mencintai Papa karena Allah..." Kadang kita perlu kembali menjadi anak kecil untuk mulai jujur dengan perasaan kita :")

Petualangan ini belum berakhir, hari ini, aku menemukan seorang anak yang butuh bantuan khusus, ia bisu dan menggunakan alat bantu pendengaran. Ia memasuki gerbong yang sama denganku pada kereta Depok_menuju Tanah Abang. Umurnya kira-kira 4 tahun. Saat masuk, ia langsung duduk di lantai, ibunya memberi isyarat dengan suara pelan kalau lantai itu kotor. Anak itu menatap ibunya, lalu dengan patuhnya akhirnya ia berdiri. 

Seorang Ibu tua berbaik hati memberinya tempat duduk, si kecil ini berdiri di kursi itu. Ia mulai memainkan penutup jendela di kereta. Rasa penasarannya sangat tinggi, tentu saja bunyi ini sangat berisik, Ibunya melarangnya untuk memainkan penutup jendela itu. Si kecil bersikeras dengan teriakan "aaa ma a am oo aaa," bisa dibilang teriakan ganas yang membuat beberapa orang meliriknya. Siapa yang tak terpesona dengannya perawakannnya cantik sekali, imut, sedikit gemuk, mata bulat, bibir mungil, hidung mancung, bulu mata panjang, cantik sekali! Namun tentu saja kami terheran dengan ia mengucapkan kalimat yang tak dapat dimengerti. Mulailah mata-mata takjub memandangnya itu berganti dengan belas kasihan. Ia mencoba mengusir beberapa orang, Ibunya tetap kalem. Tetap berusaha menormalkan situasi, ia meredakan amarah anaknya, tak tampak penat di wajahnya, tak tampak merah muka karena malunya. 

Ia tetap berbicara lembut ke anaknya dengan menggunakan isyarat tangan. Beberapa Ibu yang duduk di sofa itu turun dari kereta. Si kecil sangat senang karena tempat bermainnya menjadi semakin luas., namun ada seorang Mbak yang seumuran aku duduk di sofa  kosong itu. Si kecil mengamuk, ia dipegang ibunya kuat-kuat. Amukan itu pun berubah menjadi tangisan, kupinta si Mbak yang duduk itu untuk berdiri. Gadis sepertinya masih kuatlah untuk berdiri. Untung saja dia mau, dan tangis si kecil berhenti. 

Ibunya membujuk si kecil dengan bahasa isyarat, "Kakak itu boleh ya duduk di sini," kata Ibunya pelan minta ijin ke anaknya. Si kecil mengangguk dan tersenyum. aku tertawa melihat tingkahnya. ia menatapku yang sedang berdiri. Lalu ia mulai bermain lagi dengan melihat-lihat gambar di dinding kereta. Ada sebuah iklan ibu dengan anak, ia menunjuk sebuah gambar ibu dengan seorang gadis kecil yang dibingkai dengan tanda 'love.' Lalu si gadis kecil itu memberikan isyarat ke ibunya, beberapa jemarinya ia tempelkan ke bibir. Lalu, ibunya memberikan pipinya. Si kecil itu menciumnya. Aku langsung tertawa, tidakkah itu indah. Tadi aku mengasihinya, sekarang aku sungguh cemburu pada gadis kecil itu. Itu ungkapan yang manis sekali,  dia dan ibunya saling bertatapan. Bagaimana bisa ia mengungkapkan semanis itu? Indah sekali, semoga surga dihadiahkan kepada Ibu dan si kecil ini. :)

Begitulah kawan, kamu pilih yang mana mengungkapkan cinta dengan surat atau dengan perbuatan kepada Ayah Bundamu? Atau kamu punya ide lain? Sungguh belum terlambat. Aku pun sedang menyusun mengungkapkan ide kreatif untuk mengungkapkan sesuatu kepada Mama, hehe :")