11.06.2010

AKU, KAMU, KITA BERSUARA

Depok, 6 November 2010. Menjelang 21 tahun, saya beranikan diri bermain di kancah UI. tak pernah tertarik awalnya. Apalagi, dengan dunia perpolitikan kampus. ketertarikan ini pas tahun lalu, denger-denger ada kandidat yang memalsukan tanda tangan, dan tiba2 H-1 sebelum pencontrengan, dia dinyatakan tidak lolos verifikasi. Shock deh, kok bisa itu terjadi. Dan akhirnya, saya berniat tahun besok harus ikut menjadi panitia dan dengan sok-sok an bermimpi tak akan ada lagi masalah seperti itu.

Dan panggilan hati itu pun terkabul, Mursyid Fadillah yang nama kerennya Ucid mengajak saya untuk bergabung untuk PEMIRA IKM UI. Sungguh luar biasa, ada keberanian dari sosok yang baru saya kenal ini. beliau punya keberanian untuk menyatakan diri, “Gw mo maju nih buat PEMIRA 2010, lo mau ikutan gag?” tanyanya dengan semangat ’45. Dan menurut saya, ini jalan menuju mimpi itu. Ingin sekali memajukan Indonesia ke arah lebih baik. Ingin sekali melihat semua anak tersenyum tanpa beban memikirkan “sore ini, saya makan apa ya?”. dan saya tak ingin melihat lagi dari jalan kober ke gunadharma, ada ibu-ibu yang menggendong anaknya, sementara di sisi kanannya, ada anak lain yang menangis-nangis kehausan sambil berkata, “Bu, laper bu.” Dan tiba-tiba, ada sebuah mobil hitam mengkilap melaju dengan kencang, tak sengaja melindas si kecil tadi. Bukankah untuk merubah sesuatu yang besar itu dimulai dari sesuatu yang kecil. Jika saya ingin memajukan Indonesia, kenapa tak dimulai dengan pemilihan pemimpin yang baik di ranah UI, salah satu kampus terbaik di Indonesia, dan yang paling penting merupakan cikal bakal pemimpin Indonesia. Ini waktunya!!!

Kami membawa visi, PEMIRA kali ini tak hanya untuk kaum elitis. Tak ada lagi, kata-kata apatis. PEMIRA untuk rakyat dan ini dia pesta rakyat. Dimana-dimana orang-orang sibuk ngomongin PEMIRA. Tak hanya di pusgiwa, tak hanya di kelas politik, tak hanya di ruangan BEM da BPM. Tak hanya di ruangan Himpunan Jurusan. Namun, semua orang ngomongin PEMIRA sambil makan kacang dan minum kopi. Di takor di kancil, di Kansas, di kantek, di semua kantin orang ngomongin PEMIRA. Karen PEMIRA bukan milik BEM atau DPm atau orang2 yang hiperaktif di UI. PEMIRA milik semua. Semua orang punya hak suara di sini, mau vokasi, d3, regular maupun nonreguler. Semua orang punya hak suara untuk menyatakan pendapat. Semua orang punya hak untuk mendapat pencerdasan politik. Semua kalangan belajar politik.

Tapi, akankah ini berhasil? Kami selalu bersuaha dan mencoba. Baru grand launching menyebarkan 1000 pin ke semua fakultas di Depok dan Salemba. Kemaren, 5 November ngumpul tanda tangan untuk kritik dan saran teman2 buat UI dan berhasil ngumpulin 500 tanda tangan di stasiun UI. Baru beberapa kali ganti status di facebook dan tweets di tweeter. Itu belum seberapa, ada sekitar 40.000 mahasiswa yang mesti tahu apa itu PEMIRA, pemilihan BEM, anggota independent DPM dan MWA ini. ada 40.000 orang yang punya hak untuk pencerdasan politik dari panitia. Itu tanggung jawab panitia karena kami pelayan public. Kami harus siap dicecar, kami harus siap capek, kami harus siap digenjot, kami harus siap dengan semau kodisi yang paling buruk. Karena ketika kami sudah mengatakan, “Ok kami maju untuk PEMIRA IKM UI 2010!!” Pada saat itu, kami sudah mengambil pilihan yang akan kami pertanggung jawabkan dunia dan akhirat. Harapan kami semua orang bersuara di sini, ingin kami semua ikut tercerdaskan. kami akan tetap berusaha, berdoa dan bertawakal. Besar harapan kami, teman ikut membantu berjuang di sini. Cukup dengan nyontreng pada tanggal 29 November- 3 Desember 2010. Pelajari peserta yang ada, apakah mereka pantas memimpin UI yang sangat besar, apa visi yang mereka bawa, apa benar mereka siap bekerja. Karena mimpi kami, AKU, KAMU, KITA BERUARA. Vice PO PEMIRA IKM UI 2010